Hamparan Puisi - 5

on Rabu, Agustus 19, 2009

Perpisahan

Dik,

Hitungan hari dalam buku kita akan terpenggal

Oleh waktu dengan sayup suara yang akan terpisah,

Sampai juga akhirnya kita berada di satu titik,

Dimana tak lagi dapat ku urai derai tawa dan air mata,

Tak lagi dapat ku ungkap sederetan hari-hari kita

Ada kabut tipis yang menutup pandangan nanar mataku

Tak kuyakin, adakah kusanggup menahan kegundahan

Di sela-sela dinding jiwaku yang membeku kelu

Dik,

Selaksa kemarin engkau menghidupkan lilin di belahan kehidupanku,

Suara mu masih kurasa bagai gelombang samudra

Yang menghantam relung jiwaku,

Derai kata yang engkau tabur bagai api yang membakarku,

Cerita yang pernah engkau titipkan, bagai suara kidung yang tak terhentikan

Adakah kusanggup melupakan setiap helai rambutmu yang terurai,

Adakah kutahu, dimana harus kuletakkan kenangan tentangmu,

Karena, waktu yang akan menerbangkanku ke angkasa

Bersama desah nafas dan wangi tubuhmu diantara awan yang kelam

Dik,

Mungkin akan tersebar air mata dan kesedihan di setiap sudut taman

Dimana kita pernah bersapa dalam waktu berganti waktu,

Andai jika ada yang aku sesalkan, bukanlah karena ruang dan waktu

Yang membentangkan jarak diantara kita,

Tapi adakah lagi kata dan bahasa yang dapat kurangkai ditengah kebisuan hati,

Adakah kidung dan serenade yang dapat kusenandungkan untuk kau kenang,

Karena esok, aku akan berdiri di suatu tempat, dimana cinta yang kau titipkan

Akan bisa jadi lenteraku menembus kegelapan hidup

Tapi juga bisa jadi mata pisau yang menyayatku menjadi serpihan kecil dan luka



Koez, 2008

0 komentar: