Hamparan Puisi 6

on Kamis, Agustus 20, 2009

Cinta dan Telaga Itu


Kutemukan garis dan tepian wajahmu,

pada sisi telaga yang luluh oleh malam,

dan pada pucuk bambu diujung telaga itu,

ada desahan nafasmu yang meluruhkan angin dari utara,

menyerakkan kenangan seperti daun-daun kering yang gugur


kusibak detak waktu yang masih juga merajut kata dari bibirmu,

tentang rindu berjuntai di pematang sawah dan bukit ilalang,

yang menelan habis gema suaramu,

kutepis manik-manik matamu yang menghujam batas kerinduanku,

aku kejar kemana bayangmu, yang kusimpan diantara jelaga dan teratai tua,

persis di arah matahari terbenam, tempat gemercik air mengalir dari telaga itu.


Pernahkan engkau merindukanku seperti jarum yang menusuk persendian,

bahkan aku biarkan cinta kita mengoyak setiap hela nafasku,

karena semerbak tubuhmu melayang sekejap dalam rongga hidungku,

dan kutahu,

waktupun tertinggal ditengah telaga,

diantara kesunyian dan cahaya matahari yang kesepian,

dan akhirnya tenggelam kedasar telaga itu

.

Biarlah aku lepaskan semua bayang dan impian-impian ini,

karena suara cinta telah kusisipkan ditepi huruf-huruf namamu,

yang akan kukenang,

tanpa henti,

tanpa batas waktu.


Koez :batas riau, agustus 2009


0 komentar: