Imajinasi 1 : Yang Hilang Tanpa Jejak

on Jumat, Agustus 21, 2009

Yang hilang tanpa jejak


Senja itu kurasakan sepertinya langit tak lagi memerah saga, tiba-tiba indah senja itu melayang-layang, aku cuma terdiam, sesaat setelah kau katakan bahwa kau akan melajutkan kuliah ke Jakarta. Itu berarti ada ribuan kilometer jarak yang akan memisahkan kita, itu berarti akan ada hamparan laut yang memisahkan kita, itu berarti akan ada ruang dan waktu yang akan membentangkan kesepian dan kenestapaan hati. Semua membuat senja itu tak bercahaya lagi untukku.


“apakah ada yang harus dirisaukan tentang kepergianku” ? tanya mu penuh naïf.


Aku tak menjawab pertanyaan mu senja itu, aku hanya menatap sekilas manik matamu, aku tahu, kau menyimpan kilauan cairan yang bercahaya, yang melumuri kornea matamu, indah memang, tapi aku tahu, kau tengah berusaha menahan tangis.


Senja hampir jatuh, saat cahaya jingga nya menembus batang-batang pohon disekitar tempat kami beranjak, daun-daun kering yang berguguran di pertengahan tahun itu, sebagian jatuh diatas pundak kami, taman hutan raya itu bertambah sepi, laksana gambaran hari-hari ku dengan ketiadaannya.


Hari itu, dua hari sebelum kepergianmu. Kau memintaku menjemput ke rumahmu, dan memintaku mengantarkan ke suatu tempat. Aku tahu, tempat ini adalah ruang tempatmu menjalani kursus piano selama ini. Kau membawaku ke lantai tiga gedung itu, saat di luar sana matahari mengganas dengan cahayanya yang tanpa ampun. Aku masuk ke suatu ruangan, mengikutimu, seluruh tubuhku merasakan kesejukan dari alat pengatur udara ruangan itu, yang seketika menyergap tubuhku.


‘Mas, kita ke piano yang di sudut itu, itu piano favorit saya selama 3 tahun ini kursus di lembaga ini, benda itu yang paling ‘dekat’ dengan ku, sebelum Mas masuk dalam kehidupanku.’

Aku hanya diam, menatap piano Grand Yamaha berwarna hitam metalic itu, kulihat dia mengatur posisi duduknya, dibukanya penutup tuts itu dengan perlahan, tanpa suara. Lalu, menoleh kepada ku,


‘Mas mari duduk disampingku, aku ingin memainkan satu lagu sembari aku menyandarkan sebagian tubuhku padamu’ Kulihat matamu saat itu bercahaya lagi, seperti bias cairan yang tengah tertahan.


Aku menuruti apa yang dia inginkan, aku seperti anak kecil, yang ada di kepalaku saat itu, cuma sebuah gambaran kehilangan yang akan menyergapku, dari waktu ke waktu tanpa batas.

Jari jemari tangan mu, yang lentik dan kuning langsat itu mulai memainkan sebuah lagu, aku kenal lagu itu. Ketika memasuki reffren lagu itu, kutahu, kau tak lagi sanggup menahan rinai hujan dari kelopak matamu, rinai itu berguguran, mengalir menelusuri kulit pipi yang demikian menguning langsat, matamu terpejam tak tertahankan, bahkan jemari tangan mu masih terus memainkan tuts-tuts yang sebagian pun pasti ada yang basah, jemari mu demikian hafal dengan lagu itu, sehingga walau tanpa melihat nya, lagu itu tetap terdengar indah.


Akhirnya kau tak mampu bertahan, sebelum lagu itu terselesaikan, kau akhirnya menangis sesunggukan di pelukan ku. Aku pun tahu, betapa tak sedikit beban yang kau tanggung dengan perpisahan ini.


Tak lagi terdengar denting piano, ruangan itu demikian senyap. Aku katakan padamu :


“Kita jalani saja keadaan ini apa adanya, keadaan tak akan berubah andaipun demikian banyak air mata yang kita tumpahkan, biarkanlah cinta ini menjadi sebuah pengembaraan diatas padang yang tanpa tepi. Hidup tak sepenuhnya nyata seperti yang ada dalam pikiran-pikiran kita, seperti rencana-rencana kita. Akupun tak sepenuhnya sanggup dengan keadaan ini, tapi semua harus kita jalani, suatu saat kita akan tahu, di pelabuhan mana cinta ini bersandar, di halte mana cinta ini akan berhenti, dan di ruang mana cinta ini akan bersemayam. Waktu akan jadi saksinya. Bersabarlah”


Kau mengangguk perlahan sembari menyeka sisa air bening dari wajahmu yang murung, ruang itu masih bisu saat kami melangkah, meninggalkan ruang kenangan itu. Matahari masih garang, masih gagah dengan cahaya nya yang demikian keras.


Pagi itu Medan basah, seusai hujan, masih terlihat ada tersisa rinai gerimis yang jatuh. Hari ini adalah waktu yang akan menerbangkanmu membelah angkasa, membelah jarak yang terbentang diantara kita. Aku tak sanggup melakukan apapun hari itu, aku terpaku di ruang kelas dimana hari itu aku menjalani ujian 2 mata kuliah, yang menyebabkan aku tak dapat mengantarkan mu ke Bandara Polonia.


Semua hal ada waktu nya, semua hal telah ditentukan saat nya. Dan keberangkatan mu juga adalah bagian dari waktu yang telah ditentukan saatnya, ada yang tak terjangkau oleh kita, karena kita cuma sebaris anak-anak kalimat yang tak mampu menjadikan keadaan menjadi punya arti. Ketidakmampuan kita hari ini, adalah mencegah sesuatu yang telah ditentukan waktunya.


Putaran waktu mengelilingi kehidupan tanpa henti, sampai suatu saat kurasakan demikian banyak waktu yang telah tertinggal, jauh sekali, tapi tak lagi dapat kutemukan dimana jejek mu, tak lagi kutahu sudah berapa banyak harap yang terlepas, sudah berapa banyak waktu yang kupindai untuk sekedar mencari bayangmu, tapi semua sia-sia. Kau tak berkabar. Jakarta terlalu kejam buatku, Jakarta meluluhlantakkan semua impian ku. Jakarta menenggelamkanmu.


Dua tahun setelah hari kita terpisah itu, kudengar kabar akhirnya, kau menikah. Tak kutahu, kenapa secepat itu, bahkan tak kutemukan sebaris kabar dari mu, sekedar kau katakan selamat tinggal untukku, atau apalah yang dapat kuyakini bahwa aku tak lagi perlu berharap, bahwa waktu juga telah menentukan sesuatu yang lain buat ku.


Di pertengahan bulan ke-30 setelah perpisahan kita itu, tiba-tiba aku menerima sepucuk surat tanpa pengirim. Tapi aku tahu, tulisan tangan di sampul surat itu adalah garis-garis pena dari jemarimu, aku tahu itu, aku tergetar saat itu, seluruh persendianku terasa bergetar sesaat surat itu aku buka.


Aku baru mendapatkan keyakinan,

bahwa kau adalah lelaki terbaik yang pernah kukenal,

kau yang terbaik buat ku, tapi aku mengkhianatimu.

Aku minta maaf untuk semua luka yang aku buat untukmu,

biar aku menanggung semua hari ini,

semuanya.


Aku terpaku, tegak dalam berdiriku, sesaat setelah kubaca surat mu yang pendek itu. Aku tak mampu menterjemahkan, apakah yang tengah terjadi padamu. Dan sampai kini, semuanya tak terjawab. Tak ada ruang dan waktu bagiku untuk mencari jawab atas semuanya, aku tahu, bahwa aku telah berusaha menjadi yang terbaik buat mu. Tapi semua hal ada batas waktu, aku tak mampu melukis indah di setiap waktu dalam jalan hidupku, karena semua sudah ada Zat yang mengatur.


Dan semuanya kini hilang tanpa jejak, aku meyakini bahwa semua yang terbaik, yang ku lakukan adalah untukku. Aku tak menginginkan untuk menjabarkan pengkhianatanmu sebagai sebuah episode paling buruk dalam hidupku. Karena semua cerita hidupku bukanlah kau yang menuliskannya, tapi Zat itu yang punya rekayasa pasti, bahwa aku akan dan harus melewati rute perjalanan ini. Sebuah rute yang akhirnya kuketahui sebagai tanpa jejak, tanpa bayang, tanpa sesiapa.


Medan, agustus 2009

Hamparan Puisi 6

on Kamis, Agustus 20, 2009

Cinta dan Telaga Itu


Kutemukan garis dan tepian wajahmu,

pada sisi telaga yang luluh oleh malam,

dan pada pucuk bambu diujung telaga itu,

ada desahan nafasmu yang meluruhkan angin dari utara,

menyerakkan kenangan seperti daun-daun kering yang gugur


kusibak detak waktu yang masih juga merajut kata dari bibirmu,

tentang rindu berjuntai di pematang sawah dan bukit ilalang,

yang menelan habis gema suaramu,

kutepis manik-manik matamu yang menghujam batas kerinduanku,

aku kejar kemana bayangmu, yang kusimpan diantara jelaga dan teratai tua,

persis di arah matahari terbenam, tempat gemercik air mengalir dari telaga itu.


Pernahkan engkau merindukanku seperti jarum yang menusuk persendian,

bahkan aku biarkan cinta kita mengoyak setiap hela nafasku,

karena semerbak tubuhmu melayang sekejap dalam rongga hidungku,

dan kutahu,

waktupun tertinggal ditengah telaga,

diantara kesunyian dan cahaya matahari yang kesepian,

dan akhirnya tenggelam kedasar telaga itu

.

Biarlah aku lepaskan semua bayang dan impian-impian ini,

karena suara cinta telah kusisipkan ditepi huruf-huruf namamu,

yang akan kukenang,

tanpa henti,

tanpa batas waktu.


Koez :batas riau, agustus 2009


Hamparan Puisi - 5

on Rabu, Agustus 19, 2009

Perpisahan

Dik,

Hitungan hari dalam buku kita akan terpenggal

Oleh waktu dengan sayup suara yang akan terpisah,

Sampai juga akhirnya kita berada di satu titik,

Dimana tak lagi dapat ku urai derai tawa dan air mata,

Tak lagi dapat ku ungkap sederetan hari-hari kita

Ada kabut tipis yang menutup pandangan nanar mataku

Tak kuyakin, adakah kusanggup menahan kegundahan

Di sela-sela dinding jiwaku yang membeku kelu

Dik,

Selaksa kemarin engkau menghidupkan lilin di belahan kehidupanku,

Suara mu masih kurasa bagai gelombang samudra

Yang menghantam relung jiwaku,

Derai kata yang engkau tabur bagai api yang membakarku,

Cerita yang pernah engkau titipkan, bagai suara kidung yang tak terhentikan

Adakah kusanggup melupakan setiap helai rambutmu yang terurai,

Adakah kutahu, dimana harus kuletakkan kenangan tentangmu,

Karena, waktu yang akan menerbangkanku ke angkasa

Bersama desah nafas dan wangi tubuhmu diantara awan yang kelam

Dik,

Mungkin akan tersebar air mata dan kesedihan di setiap sudut taman

Dimana kita pernah bersapa dalam waktu berganti waktu,

Andai jika ada yang aku sesalkan, bukanlah karena ruang dan waktu

Yang membentangkan jarak diantara kita,

Tapi adakah lagi kata dan bahasa yang dapat kurangkai ditengah kebisuan hati,

Adakah kidung dan serenade yang dapat kusenandungkan untuk kau kenang,

Karena esok, aku akan berdiri di suatu tempat, dimana cinta yang kau titipkan

Akan bisa jadi lenteraku menembus kegelapan hidup

Tapi juga bisa jadi mata pisau yang menyayatku menjadi serpihan kecil dan luka



Koez, 2008

Hamparan Puisi - 4

Rindu Antara Senja dan Malam


Pada warna kaki langit senja yang jatuh,

ada sketsa buram wajahmu yang tak selesai,

garis dibawah lekuk matamu,

aku kenali seperti garis-garis awan yang mulai redup,

setelah matahari masuk ke kamar peraduannya, sebentar tadi,

tak sempat kulihat senyum mu seperti kata yang lirih,

atau kilatan cahaya dari manik mata mu yang sunyi,

semua tak terdengar disapu angin senja yang kali ini,

lebih keras derunya dari waktu kemarin


adakah malam ini dapat kureka,

disudut mana hendak kuletakkan barang sejenak,

beban kerinduan yang demikian berat ini,

agar bebas bermain-main dengan malam

dan waktu-waktu kesepian


aku menengadah ke langit yang tak lagi ada sketsa wajahmu,

nestapa bergemuruh meremuk dinding kalbu yang nyaris tanpa suara,

menahan kepiluan, menghitung detak waktu yang tak kutemukan ujungnya


andai engkau ada dihadapan ku,

dapatkah engkau selesaikan tanya tentang

rindu dan nestapa ini menjadi serpihan kecil,

seperti gemintang yang berserakan disergap malam,

suaranya tersekat, mengerlip, namun tak terjemahkan


perjalanan ini adalah tentang kerinduan yang menggumpal,

dan tak terpecahkan,

tentang cinta yang sesunggukan,

meratapi ketiadaan mu


Koez, 2009

Tentang Seorang Ayah

on Rabu, Juli 15, 2009


Ternyata Ayah itu MENAKJUBKAN! !!!
Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada
dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada
siapapun - dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.

Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil,
tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.
Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.
Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu
seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih
menyenangkan.

Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain
dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa
kecil mereka.

Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu
hamil (mengandungmu), tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.
Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun
bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti mengapung
di atas air setelah ia melepaskanya.

Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu
kamu mencarinya. Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata
teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.

Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup
Ayah benar-benar senang membantu seseorang... tapi ia sukar meminta
bantuan.

Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah.
Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia
sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit
itu. Dan hasilnya?... .mmmmhhh..." tidak terlalu mengecewakan" ^_~

Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia
bisa belajar dengan cepat.

Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk
membuatmu senang tapi tidak takut.

Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu
dibahunya, ketika pawai lewat. Ayah tidak akan memanjakanmu ketika
kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu
kamu membutuhkannya. Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi
dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia
akan menyatakan rasa tidak setujunya. Ayah percaya orang harus tepat
waktu. karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.

AYAH ITU MURAH HATI.....
Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang
kamu butuhkan.... .
Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin
bicara...

Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap
semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa
banyak kerutan di dahinya....
Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan
tangannya disekeliling beban itu....

Ayah akan berkata "tanyakan saja pada ibumu" Ketika ia ingin berkata
"tidak"
Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika
anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin .
Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya
kepregok menghisap rokok dikamar mandi.
Ayah mengatakan "tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu
sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan"

Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan
sesuatu hal yang baik persis seperti caranya....
Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri....
Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi
merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia
tidak akan pernah bisa melepaskannya.

Ayah tidak suka meneteskan air mata ....
ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya,
dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi
ini bukan menangis)

ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa
takutmu... ketika kau mimpi akan dibunuh monster.... tapi.....ternyata dia
bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak
gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.

Ayah pernah berkata :" kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam
dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak,
tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. begitupun dengan
cinta dan teman dalam hidupmu,jika kau ingin mendaptkan cinta sejatimu
kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya"

Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: "Jadilah lebih kuat dan
tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik
dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku,
daripada apa yang yang telah ku beri padamu"

Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan : "Jangan cengeng
meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari
terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa
melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan
posisi Ayah di hatimu"

Ayah bersikeras,bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik
daripada kamu dulu....
Ayah bisa membuatmu percaya diri... karena ia percaya padamu...
Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba
melakukan yang terbaik....
Dan terpenting adalah...
Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia
akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya,
karena diapun mencintaimu karena cintaNya.



Menjadi Matahari

"Menjadi Matahari"

Seorang wanita bertanya pada seorang pria tentang cinta dan harapan.
Wanita berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia dan pria berkata
ingin menjadi matahari.


Wanita tidak mengerti kenapa pria ingin jadi matahari, bukan kupu-kupu
atau kumbang yang bisa terus menemani bunga. Wanita berkata ingin
menjadi rembulan dan pria berkata ingin tetap menjadi matahari.
Wanita semakin bingung karena matahari dan bulan tidak bisa bertemu,
tetapi pria ingin tetap jadi matahari. Wanita berkata ingin menjadi Phoenix
yang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari dan pria berkata ia akan
selalu menjadi matahari. Wanita sudah berubah 3x namun pria tetap keras
kepala ingin jadi matahari tanpa mau ikut berubah bersama wanita.
Maka wanita pun pergi dan tak pernah lagi kembali tanpa pernah tahu
alasan kenapa pria tetap menjadi matahari.


Merenung sendiri dan menatap matahari. Saat wanita bunga, pria ingin
menjadi matahari agar bunga dapat terus hidup. Matahari akan
memberikan semua sinarnya untuk bunga agar ia tumbuh, berkembang dan
terus hidup sebagai bunga yang cantik. Walaupun matahari tahu ia hanya
dapat memandang dari jauh dan pada akhirnya kupu-kupu yang akan
menari bersama bunga. Ini disebut kasih yaitu memberi tanpa pamrih.
Saat wanita jadi bulan, pria tetap menjadi matahari agar bulan dapat
terus bersinar indah dan dikagumi.


Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari, tetapi saat
semua mahluk mengagumi bulan siapakah yang ingat kepada matahari.
Mataharir rela memberikan cahayanya untuk bulan walaupun ia sendiri
tidak bisa menikmati cahaya bulan, dilupakan jasanya dan kehilangan
kemuliaannya sebagai pemberi cahaya agar bulan mendapatkan kemuliaan
tersebut. Ini disebut dengan pengorbanan, menyakitkan namun sangat
layak untuk cinta. Saat wanita menjadi Phoenix yang dapat terbang tinggi
jauh ke langit bahkan di atas matahari, pria tetap selalu jadi matahari
agar Phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau dan matahari tidak akan
mencegahnya.


Matahari rela melepaskan phoenx untuk pergi jauh, namun matahari akan
selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk
phoenix.


Matahari selalu ada untuk Phoenix kapan pun ia mau kembali walau
phoenix tidak selalu ada untuk matahari. Tidak akan ada mahluk lain
selain Phoenix yang bisa masuk ke dalam matahari dan mendapatkan
cintanya. Ini disebut dengan kesetiaan, walaupun ditinggal pergi dan
dikhianati namun tetap menanti dan mau memaafkan.


Masa Silam dan Kenangan Kecil Tentangmu

Selamat datang masa silam

Tak dapat aku terjemahkan, mengapa tiba-tiba aku mengingatmu setelah sederetan ruang dan waktu telah demikian panjang membentang, menjadi jarak yang sangat jauh. Jujur aku katakan, tiada hal yang dapat aku sembunyikan tentangmu, tiada kuasa andaipun aku hendak menempatkan di ruang mana sebenarnya dapat aku sembunyikan dirimu. Kau telah menjelma menjadi bagian dari dari kehidupanku.

Seharusnya aku membunuh semua tentang mu, karena engkau adalah orang yang telah membunuh masa laluku, engkau lah yang menorehkan luka yang tiada penawar sampai aku pernah terhempas dalam kenestapaan yang berlarut-larut. Ketika engkau waktu itu meninggalkan kota kita, hujan waktu itu berderai-derai. Kota kita basah, dan pesawat yang membawamu tak lagi menoleh padaku, dan sejak itu engkau menjadi hantu yang tak pernah beranjak dari ruang waktu ku.

Aku adalah laki-laki yang selalu banyak belajar. Cerita yang engkau tinggalkan padaku pun menjadi sebuah hikmah untukku. Aku belajar semua tentang kenestapaanku, aku cari ilmu agar aku memahami arti sebuah luka, aku cari kamus terbaik agar aku dapat menterjemahkan arti pengkhianatanmu, semua aku cari. Tahukah engkau apa akhirnya yang aku dapatkan dari pencaharian dan pengembaraanku selama ini ? aku mendapatkan ilmu tentang : kesabaran dan keikhlasan. Bagiku saat ini, hidup adalah pertukaran waktu demi waktu, masa demi masa, aku memahami semua cerita tentangmu menjadi masa silamku yang aku pelihara, karena apa? karena dengan demikian aku selalu diingatkan agar aku hidup dengan cahaya dan jalan yang terbentang tanpa aku takut untuk melangkahkan kaki, karena aku tahu Tuhan selalu menyembunyikan setiap hikmah dibalik sebuah peristiwa.
Aku adalah laki-laki yang selalu mensyukuri nikmat Tuhanku. Dengan semua cerita yang terangkai dalam perjalanan kita, aku menjadi tahu bahwa dendam dan membenci masa lalu tak menjadikan aku bijaksana. Aku selalu berdamai dengan semua masalalu ku, aku menjadikan dirimu bagian dari pelajaran hidup, agar aku tak akan pernah kehilangan cahaya matahari, dan andaipun malam, aku tak akan pernah kehilangan cahaya rembulan.

Kini waktu telah begitu tertinggal jauh, masa telah telah berlalu dan ruang-ruang hidupku telah pula terisi oleh banyak hal, aku hanya meyakinkan diriku bahwa setiap kehidupan pasti memiliki masa silam, karena hidup manusia berorientasi dengan sang waktu. Tapi aku menjadikan masa silam sebagai sahabat, sekedar sesekali waktu aku mengenang nya, karena hari ini telah demikian banyak kebahagiaan dan cerita kehidupan yang menghampiriku. Akhirnya biarlah berlalu segala hal tersebut, kenangan hanya layak bersemayam dalam ruang-ruang kecil yang sederhana, agar kiranya ruang-ruang yang lebih besar mampu menampung jalannya waktu dan kehidupan ke masa depan.

Aku tengah menyemayamkan semuanya dalam ruang kecil itu.
Selalulah dalam kedamaian masa silamku !

PERSAHABATAN

PERSAHABATAN


From : MARIO TEGUH

  • Dulu kita sahabat, dengan begitu hangat, mengalahkan sinar mentari. Kita ada dalam dimensi waktu, dulu , sekarang dan masa yang akan datang. Apakah yang kita telah lakukan dalam kurun waktu itu ? Waktu mengubah semua hal kecuali kita. Kita sendiri yang harus melakukan perubahan bagi diri kita sendiri, karena waktu menjadikan sebagian besar dari kita menua tetapi belum tentu membijak. Penting bagi kita mencermati kalimat bijak mengatakan agar kita menghitung hari-hari kita sedemikan sehingga kita akan memperoleh hati yang bijaksana

  • Dulu kita sahabat, berteman bagai ulat, berharap jadi kupu-kupu. Karena dalam waktu itu ada kesempatan yang dapat menjadikan diri kita bernilai saat kita mampu melakukan transformasi . Bagi yang memanfaatkannya waktu adalah keuntungan. Maka anjuran bagi kita adalah untuk menggunakan waktu dan kesempatan yang ada bagi kebaikan sahabat, keluarga dan sesama kita.

  • Seorang sahabat adalah jiwa yang sama dalam badan yang berbeda. Persahabatan adalah penjamin kualitas kebersamaan. Kebersamaan kepada siapapun akan menjadi kebersamaan yang amat menyenangkan bila ada persahabatan yang terjalin sehingga menjadi kenikmatan untuk minum teh atau kopi lambat-lambat dengan rekan yang menjadi sahabatnya itu.

  • Persahabatan bagai kepompong, mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Persahabatan bagai kepompong, hal yang tak mudah berubah jadi indah. Persahabatan bagai kepompong, maklumi teman hadapi perbedaan. Dalam persahabatan ada unsur kasih sayang, pengertian dan kerelaan memberikan kebaikan bagi sahabatnya itu. Seorang sahabat adalah seorang rekan yang mengenal lagu-lagu keberanian dihati sahabatnya dan yang kemudian dengan penuh kasih menyanyikan lagu itu saat sahabatnya sedang berkecil hati.

  • Kualitas waktu ditentukan oleh kualitas yang dikerjakannya dalam waktu itu. Waktu itu tidak terbatas, tetapi waktu yang tersedia bagi kita ada batasnya, karena itu anjuran baiknya adalah : Selagi masih ada kesempatan, hendaklah kita melakukan perbuatan baik kepada semua orang, terutama kepada sahabat-sahabat kita.

Hamparan Puisi - 3

Cahaya Senyum


Kemanakah hendak aku sembunyikan

senyummu yang cemerlang itu

dari rampasan rembulan dibalik rerimbunan daun bambu itu

seusai senja.

Pun aku demikian risau

untuk menyimpan cahaya teduh matamu

dari kejaran matahari

yang iri dengan kilauan cahaya dari parasmu

Aku berlari

mengitari siang dan malam

sembari aku dekap senyum dan cahaya teduh matamu

agar tak terlepas dari genggamanku

Betapa sulit

aku menantang rembulan dan matahari

karena bentangan ruang dan waktu

memisahkan jarak tempat kita berdiri

Hamparan ini seperti tanpa tepian

tak ada titik tempatku dapat memandangmu

agar aku tunjukkan padamu

bahwa dibatas cahaya rembulan dan matahari ini

tak ada tempat buatku berteduh

mereka membakarku dan menghempaskanku

Dalam keterjatuhanku

aku masih sempat merasakan senyum dan cahaya dari mata parasmu

itulah yang meneduhkanku.


Koez


Desember 2008

Hamparan Puisi - 2

Kecemasanku

engkau adalah kecemasanku
saat ku kumpulkan detik-detik waktu
yang detaknya berserakan disisi tempat
dimana tubuhmu terbujur tanpa daya
dan menusuk-nusuk tiada terperikan

engkau adalah kecemasanku
saat kurajut huruf demi huruf
terserak antara derai tangis dalam sujudku yang pasrah
yang kutakut huruf-huruf itu basah
dan takkan pernah terangkai menjadi untaian doa
untuk setes waktu agar engkau dapat menatap lagi matahari pagi yang berpendar

engkau adalah kecemasanku
saat kukenang rona pias wajahmu
selaksa langit yang menumpahkan hujan
diantara mendung dan halilintar
tiada yang kuketahui dalam diammu
tatkala sukma jiwamu melayang-layang
menghempas-hempas dalam ketakutan yang tak terjamah
tak kumampu menterjemahkan antara kata dan hening wajahmu

engkau adalah kecemasanku
setiap waktu yang terlewat tak ada doa yang terhenti
karena kuharap sang Rabb mengambil seluruh yang tak terperikan olehmu
dan mengembalikan senyum dan matahari pada bibirmu

engkau adalah kecemasanku
karena engkau adalah jiwa yang memanggilku

Mei 2008

Hamparan Puisi

Kau Dan Debu-Debu Itu


Sebahagian jiwaku hilang lepas

Bersama deru angin yang menerbangkanmu

Menembus awan berarak


Hilang lepas sederetan cerita

Dibalik parasmu yang membawa serpihan

Hatiku yang terkurung rindu,

Waktu tak lagi punya jejak

Karena hilang warna, hilang makna


Kau adalah angin yang melepaskan senerai

Yang membiaskan dedaunan hati menjadi kering

Lepas hilang dirimu dibalik bentangan rinduku

Yang menjulang tak bertepi


Rinduku adalah helaan nafas cintamu

Rinduku adalah kegundahan yang mencabik sukma

Tak cukup kata merangkai yang terasakan

Saat mata teduhmu beranjak lewat rinai hujan sebelum senja

Dan mataku selalu basah

Setiap semerbak tubuhmu hilang lepas

Diterbangkan debu-debu

Januari 2009

(sebuah catatan hati setiap aku mengantarkanmu di bandara, sesaat kau akan kembali ke Jakarta….sebuah rekam jejak kehampaan hati)

Halaman Tentang Sebuah Catatan Hati

Inilah sebuah halaman, yang penuh dengan hamparan biru tanpa batas, sebuah imajinasi tanpa tepi, sebuah ruang tanpa pintu dan tanpa jendela..............

Buatku, sebuah halaman dapat berarti sebuah perjalanan hidup, sebuah masa yang telah menuntunku dari kelahiranku sampai kini. Halaman itu tempat aku bermain, tempatku mengekspresikan hidup, tempatku belajar tentang banyak hal. Halaman adalah sebuah ruang dan waktu.
Halaman sebuah ruang yang harus dirawat dan diisi, karena setiap proses perubahan waktu, disetiap itu pula ada proses belajar....buatku "hidup adalah proses belajar tanpa henti". Terkadang hidup seperti perjalanan yang sulit kita duga, harapan dan kenyataan sering sekali datang disaat yang sama, disuatu situasi yang sama pula, bahkan tidak jarang disaat yang tidak kita inginkan. Tapi apakah kita punya kekuatan untuk mengatur berjalannya waktu? ternyata kita memang tak akan pernah mampu, karena apa, tidak lain karena hidup kita sudah ada yang mengatur.
Namun, apakah kita harus hidup dalam diam tanpa bergerak karena telah ada Zat yang mengatur ? Ini juga sebuah kebodohan jika kita berlaku demikian. Hidup tetap kita usahakan, kesalahan tetap akan datang, karena kesalahan adalah sesuatu hal yang melekat pada kita. Tapi yang terpenting justru bukan bertanya tentang mengapa terjadi kesalahan ? justru yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi sebuah kesalahan, merenungkan sebuah kekeliruan dengan mengoreksi dan instropeksi. Inilah proses belajar itu.
Jadi akan terasa aneh jika kita sering mendengar orang sering sekali tidak menerima perjalanan hidupnya yang mungkin banyak masalah dan penderitaan. Hakikatnya hidup adalah bagaimana manusia terus menerus bersikap mau dan ikhlas untuk terus menerus belajar dari setiap kesalahan dan peristiwa, karena setiap kesalahan dan setiap peristiwa akan memberikan hikmah yang justru memberikan pencerahan pada hidup di masa yang akan datang.
Demikianlah, halaman ini akan memberikan sedikit tentang hal-hal tersebut, ada juga puisi yang saya cantumkan dalam halaman ini, sebagai bagian dari proses memberikan kekayaan pada khazanah kita.
Mungkin banyak hal yang serba kurang indah pada halaman yang biru ini, tapi sayapun akan bersikap untuk terus memperbaikinya agar selalu lebih indah dan rapi dari hari ke hari.
Semoga Anda merasa selalu nyaman berada di halaman istana saya ini.
Semoga !

Halaman Depan

Selamat Datang.... Halaman ini bagaikan sebuah hamparan tempat imajinasi yang tanpa batas, sebuah tempat dimana perenungan jadi semacam dialog dalam ruang yang diam. Anda akan memasuki halaman dan rumah yang anggun, semua serba biru. Mengapa biru ? warna ini adalah perlambang tanpa batas tadi, seperti hamparan tanpa tepi....disini hidupku terurai, dan jika Anda memasukinya, mudah-mudahan Anda merasa nyaman dan tenteram, damai, dan tanpa suara. Selamat datang di istanaku.....!

on Senin, Juli 06, 2009