Kecemasanku
engkau adalah kecemasanku
saat ku kumpulkan detik-detik waktu
yang detaknya berserakan disisi tempat
dimana tubuhmu terbujur tanpa daya
dan menusuk-nusuk tiada terperikan
engkau adalah kecemasanku
saat kurajut huruf demi huruf
terserak antara derai tangis dalam sujudku yang pasrah
yang kutakut huruf-huruf itu basah
dan takkan pernah terangkai menjadi untaian doa
untuk setes waktu agar engkau dapat menatap lagi matahari pagi yang berpendar
engkau adalah kecemasanku
saat kukenang rona pias wajahmu
selaksa langit yang menumpahkan hujan
diantara mendung dan halilintar
tiada yang kuketahui dalam diammu
tatkala sukma jiwamu melayang-layang
menghempas-hempas dalam ketakutan yang tak terjamah
tak kumampu menterjemahkan antara kata dan hening wajahmu
engkau adalah kecemasanku
setiap waktu yang terlewat tak ada doa yang terhenti
karena kuharap sang Rabb mengambil seluruh yang tak terperikan olehmu
dan mengembalikan senyum dan matahari pada bibirmu
engkau adalah kecemasanku
karena engkau adalah jiwa yang memanggilku
Mei 2008
0 komentar:
Posting Komentar