Senja dan Hujan serta Sungai-sungai mu

on Selasa, Maret 30, 2010

betapa nyeri tak terperikan, di sudut kelam pada malam tanpamu
aku harus mengurai impian-impian yang terserak dari kerisauan-kerisauan waktu...
terhitungkah olehmu,
ketika kau dalam pelukan malam, berapa banyak huruf-huruf yang berserakan dan terbujur..
hanya untuk menyemai harap agar tak ada cahaya yang padam pada dinding hati yang nyaris rapuh...
dan kau pun tahu, tak ada daun-daun kering yang gugur saat matamu terpejam, saat aku rebah ke tanah.

lalu tanah menghisap seluruh impian dan harapan dari pori-poriku
kegamangan seperti hamparan jiwa kosong tanpa burung dan cahaya
kau kembali meninggalkan ruang dimana kita sering bercengkrama, bersama daun-daun waktu, lalu di mana lagi aku menemukan cahaya musim semi dari binar matamu itu. Aku hanya ingat hujan itu, yang setiap rintiknya aku tuliskan namamu, agar setiap hujan itu adalah wajahmu. Namun, di pagi yang basah ini, semua air sisa hujan semalam mengalir, dan bermuara jauh di pelupuk mataku. Basah.
Kemudian, aku hanyutkan diriku dalam sungai-sungai mu, dan membiarkan seluruh hamparan jiwaku tenggelam. Dan diujung waktu senja nanti, kuyakin akan terdampar di telagamu, untuk menghirup wewangian bunga dari tubuhmu, yang bermekaran menjelang malam.


Koez - 2009

0 komentar: